M2000 – Anda yang orang jawa atau suku jawa ataupun yang sudah menetap lama di jawa tengah atau jawa timur pasti tahu dengan salah satu lagu jawa yang berjudul lingsir wengi .
Lagu ini begitu populer dan sangat digemari oleh hampir semua kalangan, baik remaja maupun orang tua, karena lagu ini memang di buat dalam beberapa versi ,baik dangdut , congdut ( keroncong dangdut ), pop bahkan koplo.
Selain itu juga dikarenakan lagu ini memang sebenarnya sudah ada semenjak jamannya keberadaan para wali songo ketika menyebarkan agama Islam di pulau Jawa ( lagu bersejarah ).
Ada yang perlu digaris bawahi dalam penafsiran
masyarakat yang salah menempatkan lagu Lingsir Wengi ini sebagai lagu yang memiliki image negatif, atau menyeramkan bahkan dilarang untuk menyanyikannya dalam waktu-waktu tertentu.
Konon kata mereka lagu ini bisa mendatangkan kehadiran sosok makhluk gaib yang bernama kuntilanak.
Entah ini penafsiran dari mana, yang jelas semenjak lagu ini digunakan sebagai soundtrack film Kuntilanak, masyarakat yang tidak tahu menahu asal-usul lagu ini pun mulai memiliki pandangan yang berbeda terhadap lagu ini.
Dan kebanyakan dari pandangan itu mengarah
kepada hal-hal yang berbau mistik dan negatif.
Untuk itu, perlu dijelaskan kepada mereka bahwa pandangan mereka itu sebenarnya salah.
Lagu Lingsir Wengi ini diciptakan oleh penciptanya
bukanlah sebagai lagu pemanggil makhluk gaib
ataupun sejenisnya.
Nah, untuk menjelaskannya,
mari kita telusuri sejarah lagu ini.
Kita harus menyimak sejarah dan kembali ke jamannya para Wali Songo.
Catat baik-baik ya, lagu atau kidung Lingsir Wengi ini aslinya dibuat oleh Sunan Kalijaga, yaitu salah satu wali dari Wali Songo yang terkenal di pulau jawa karena mengajarkan kebaikan
dengan mengenalkan dan mengajarkan agama Islam di tanah jawa.
Sunan Kalijaga yang mempunyai nama kecil
Raden Said ini memiliki nama-nama lain seperti
Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.
Dan ternyata Beliau lah
yang menciptakan kidung Lingsir Wengi tersebut.
Sunan Kalijaga menciptakan kidung Lingsir Wengi ini dengan memakai pakem gending Jawa yaitu Macapat ( sekar macapat , baca : mocopat ).
Pakem Macapat ini terdiri dari
11 macam pakem yang salah satunya yaitu pakem Durma yang dipakai dalam Lingsir Wengi.
Dari sumber-sumber yang ada , memang biasanya lagu-lagu yang memakai Pakem
Durma harus mencerminkan suasana yang keras, sangar, suram, kesedihan, bahkan bisa mengungkapkan sesuatu yang mengerikan dalam kehidupan.
Oleh sebab itu, lagu Lingsir
Wengi dilantunkan dengan perasaan yang
lembut dan mendayu-dayu, tempo pelan, dan sangat menyayat hati.
Lagu Lingsir Wengi dipakai oleh sunan Kalijaga setelah melakukan shalat malam yang berfungsi untuk menolak bala atau mencegah perbuatan makhluk gaib yang ingin mengganggu.
Selain itu makna lagu tersebut tersirat menyatakan sebuah doa kepada Tuhan.
Berikut potongan lirik lagu asli ” Lingsir Wengi ” :
” Lingsir wengi… sliramu tumeking sirno
Ojo tangi nggonmu guling…
Awas jo ngetoro
Aku lagi bang wingo wingo
Jin setan kang tak utusi
Dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet “
Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kurang lebih begini :
” Menjelang malam, dirimu akan lenyap…
Jangan bangun dari tempat tidurmu
Awas jangan menampakkan diri
Aku sedang dalam kemarahan besar
Jin dan setan yang kuperintah
Menjadi perantara
Untuk mencabut nyawamu “
Setelah lagu Lingsir Wengi ini digunakan sebagai lagu latar dari film Kuntilanak Indonesia membuat maknanya menjadi salah arti.
Sehingga membuat para pendengar lagu tersebut menjadi ketakutan karena akan kedatangan makhluk gaib ketika mendengar lagu ini.
Padahal dulunya, lagu Lingsir Wengi ini biasa dinyanyikan oleh ibu-ibu untuk menidurkan anaknya di kala malam yang sunyi, yang berfungsi agar si anak diberikan perlindungan oleh Tuhan yang Maha Pelindung.
Tak heran lagu ini pun memiliki nama lain yaitu
kidung Rumekso Ing Wengi.
Maka intinya, lagu Lingsir Wengi itu bukanlah lagu pemanggil makhluk ghaib, setan, ataupun kuntilanak, melainkan lagu yang berisi pesan tersirat untuk kebaikan.